I found this lovely poem when I was in my classroom with my fantastic students in my new school..
Reading this poem, I feel more energetic and confidence. However after a while, I feel that that the burden that is given to me is very heavy (I mean it). Teacher’s job is not just merely teaching but it goes beyond that. Maybe, after you recite this poem you’ll know what I really try to convey.. huhuhu..
Guru
Guru adalah…
Pendandan iman,
penjana taqwa Penggubah hemah,
penjalin disiplin Penyumbi budi,
perapi pekerti Pembancuh roh,
pemateri peribadi Pengukir daya fakir,
penyolek intelek Pencanai perangai,
pemintal amal Penyala daya cipta,
perona rupaPengolah tingkah,
penggembur tasawwur Pemahat semangat,
penala daya usaha Pencanting daya saing,
pemilin yakin Pelentur tutur,
pengarca bahasa Pengandam azam,
pembaja cita-cita Penggilap sikap,
penyusun santun Pemahat minat,
pengilat bakat Pensasa raga,
pencerna persona…
Guru adalah muaddib bijaksana
Tekun sabar mengadun tamaddun
Bagai lilin memperkasakan watak
Guru adalah murabbi cendekiawan
Gigih adalah meramu ilmu
Bagai obor mengupayakan minda
Guru adalah mufakkir istimewa
Giat rajin membaji jatidiri
Bagai lampu menjelitakan wibawa
Guru adalah mursyid pendeta
Jujur ikhlas mewarna budaya
Bagai lentera memperkayakan etika
Guru adalah mujahhid peka
Iltizam istiqomah melepa jiwa
Bagai bara mewajakan maruah
Guru adalah mu’alim mempersona
Budiman ihsan mengukir wawasan
Bagai unggun menceriakan impian…
-AZMI YUSOFF, BPM MARA-
This poem is specially dedicated to my guru,
Ayah Su (Mohd Nasir B. Hassan) and Cikgu Yie (Muzairi Souza bin Mohamad)
Thank you for everything,
Only God can repay what you have given..